
Orang terkadang menyebut kadar kolesterol low density lipoprotein (LDL) sebagai kolesterol jahat. Kolesterol ini kerap dikaitkan dengan sejumlah masalah kesehatan apabila kadarnya terlalu tinggi di dalam tubuh.
Kadar kolesterol tinggi dapat menyebabkan timbunan lemak di dinding arteri, yang memicu penyempitan. Kondisi ini dapat mengurangi aliran darah ke jantung dan dapat menyebabkan gejala seperti nyeri dada.
Dikutip dari Medical News Today, kadar kolesterol tinggi merupakan faktor risiko angina yang merujuk pada nyeri dada akibat kurangnya oksigen di dalam darah ke jantung.
Kolesterol dalam darah dapat terkumpul dengan zat lain dan membentuk plak, atau timbunan lemak, di arteri. Penumpukan plak ini menyebabkan penyempitan arteri, yang mengurangi aliran darah.
Arteri yang menyempit membatasi jumlah darah yang mencapai otot jantung, yang berarti jantung tidak menerima oksigen sebanyak yang dibutuhkannya. Hal ini dapat menyebabkan nyeri dada atau ketidaknyamanan.
Menurut American Heart Association (AHA), nyeri dada mungkin terasa seperti sensasi terjepit atau tekanan di dada.
Orang yang mengalami kondisi ini biasanya juga disertai kondisi lainnya, seperti ketidaknyamanan di area sekitar dada, termasuk bahu, lengan, perut, punggung, leher, dan rahang.
Selain nyeri dada, gejala kolesterol tinggi lainnya yang mungkin perlu diwaspadai:
Xantoma. Ini adalah benjolan atau lesi pada kulit akibat timbunan lemak yang terkumpul di bawah kulit, terutama pada persendian, siku, lutut, bokong, kaki, atau tangan.
Arkus kornea. Ini adalah cincin putih keabu-abuan di sekitar iris, yang merupakan bagian mata yang berwarna.
Pengidap juga mungkin mengalami kelelahan atau sesak napas, yang dapat terjadi jika oksigen yang mencapai jantung tidak mencukupi.
SUMBER
Waspadai Tanda Kolesterol Tinggi yang Muncul di Dada, Begini Saran Dokter
Kolesterol tinggi kadang dapat dialami oleh seseorang tanpa disadari. Dr Emeka Korocha menjelaskan dalam beberapa kasus, kolesterol tinggi bisa memicu gejala serius di dada.
Kolesterol tinggi pada terjadi ketika berarti kadar lipid atau lemak dalam darah terlalu tinggi. Ketika itu terjadi, lemak mulai menumpuk di seluruh tubuh. Kadar kolesterol tinggi yang menyebabkan penumpukan lemak di arteri memicu penyempitan dan penurunan aliran darah.
"Saat arteri semakin tersumbat, hal itu yang dapat menyebabkan nyeri pada dada," ucap Korocha dikutip dari Mirror, Sabtu (31/8/2024).
Korocha mengingatkan kolesterol tinggi umumnya tidak menunjukkan tanda peringatan dini sampai akhirnya berdampak pada organ. Oleh karena itu, ia menyarankan masyarakat untuk melakukan tes darah secara rutin.
Dalam kasus kadar kolesterol yang sangat tinggi, beberapa pasien mungkin mulai mengalami benjolan lemak pada kulitnya atau lingkaran putih keabu-abuan di mata. Gejala-gejala tersebut sebagian besar dialami oleh orang dengan riwayat keluarga dengan tinggi kolesterol.
Dengan begitu, kolesterol tinggi sebagai faktor risiko dari berbagai penyakit bahaya bisa dimonitor dan dikontrol dengan baik. Korocha juga menyarankan beberapa strategi yang bisa dilakukan untuk mengendalikan kolesterol.
Strateginya menekankan pada pola makan yang bergizi dan tetap aktif bergerak.
Ia lebih lanjut juga menyarankan konsumsi buah blackberry untuk membantu 'memangkas' kolesterol jahat yang ada di dalam tubuh. Blackberry mengandung senyawa polifenol yang dapat membantu mengurangi kolesterol serta menurunkan risiko penyakit jantung.
Coba makan blackberry secara langsung atau dibuat menjadi smoothie.
SUMBER